ilmu-ilmu teknik industri
Teori Regresi dan Korelasi
2.1. Teori Regresi
Banyak analisis statistika
bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua atau lebih peubah.
Bila hubungan demikian ini dapat dinyatakan dalam bentuk rumus matematik, maka
kita akan dapat menggunakannya untuk keperluan peramalan. Masalah peramalan
dapat dilakukan dengan menerapkan persamaan regresi. Istilah regresi berasal
dari pengukuran yang dilakukan oleh Sir Francis Galton yang membandingkan
tinggi badan anak laki- laki dengan tinggi badan ayahnya. Galton menunjukkan
bahwa tinggi badan anak laki – laki dari ayah yang tinggi beberapa generasi
cenderung mundur (regressed) mendekati nilai tengah populasi. Sekarang ini,
istilah regresi ditetapkan pada semua jenis peramalan, dan tidak harus
berimplikasi suatu regresi mendekati nilai tengah populasi.
2.1.1. Definisi Regresi
Bila terdapat suatu data yang
terdiri atas dua atau lebih variabel, adalah sewajarnya untuk mempelajari cara
bagaimana variabel-variabel itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan
matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Studi
yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi.
Analisis regresi bertujuan untuk,
pertama, mengestimasi atau menduga suatu hubungan antara variabel – variabel
ekonomi, misalnya Y = f(x). Kedua, melakukan peramalan atau prediksi nilai
variabel terikat (tidak bebas) atau dependent variable berdasarkan nilai
variabel terkait (variabel independen/bebas). Penetuan variabel mana yang bebas
dan mana yang terkait dalam beberapa hal tidak mudah dilaksanakan. Studi yang
cermat, diskusi yang seksama (dengan para pakar), berbagai pertimbangan,
kewajaran masalah yang dihadapi dan pengalaman akan membantu memudahkan
penetuan kedua variabel tersebut.
Untuk menentukan persamaan
hubungan antarvariabel, langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.Mengumpulkan data dari variabel yang dibutuhkan misalnya X sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel tidak bebas.
2.Menggambarkan titik-titik pasangan (x,y) dalam sebuah sistem koordinat bidang. Hasil dari gambar itu disebut Scatter Diagram (Diagram Pencar/Tebaran) dimana dapat dibayangkan bentuk kurva halus yang sesuai dengan data. Kegunaan dari diagram pencar adalah membantu menunjukkan apakah terdapat hubungan yang bermanfaat antara dua variabel dan membantu menetapkan tipe persamaan yang menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut.
3.Menentukan persamaan garis regresi dengan mencari nilai-nilai koefisien regresi dan koefisien korelasi.
2.1.2. Jenis-Jenis Regresi
2.1.2.1.Regrasi Linier
Regresi linier dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan banyaknya variabel bebas yang terlibat dalam persamaan yang ikut mempengaruhi nilai variabel terikat.
a. Regresi Linier Sederhana
Apabila dalam diagram pencar terlihat bahwa titik – titiknya mengikuti suatu garis lurus, menunjukkan bahwa kedua peubah tersebut saling berhubungan sacara linier. Bila hubungan linier demikian ini ada, maka kita berusaha menyatakan secara matematik dengan sebuah persamaan garis lurus yang disebut garis regresi linier. Untuk regresi linier sederhana, perlu ditaksir parameter . Jika ditaksir oleh a dan b, maka regresi linier berdasarkan sampel dirumuskan sebagai berikut :
Y= a+bx
Keterangan :
Y= nilai yang diukur/dihitung pada variabel tidak bebas
x = nilai tertentu dari variabel bebas
a = intersep/ perpotongan garis regresi dengan sumbu y
b= koefisien regresi / kemiringan dari garis regresi / untuk mengukur kenaikan atau penurunan y untuk setiap perubahan satu-satuan x / untuk mengukur besarnya pengaruh x terhadap y kalau x naik satu unit.
1.Mengumpulkan data dari variabel yang dibutuhkan misalnya X sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel tidak bebas.
2.Menggambarkan titik-titik pasangan (x,y) dalam sebuah sistem koordinat bidang. Hasil dari gambar itu disebut Scatter Diagram (Diagram Pencar/Tebaran) dimana dapat dibayangkan bentuk kurva halus yang sesuai dengan data. Kegunaan dari diagram pencar adalah membantu menunjukkan apakah terdapat hubungan yang bermanfaat antara dua variabel dan membantu menetapkan tipe persamaan yang menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut.
3.Menentukan persamaan garis regresi dengan mencari nilai-nilai koefisien regresi dan koefisien korelasi.
2.1.2. Jenis-Jenis Regresi
2.1.2.1.Regrasi Linier
Regresi linier dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan banyaknya variabel bebas yang terlibat dalam persamaan yang ikut mempengaruhi nilai variabel terikat.
a. Regresi Linier Sederhana
Apabila dalam diagram pencar terlihat bahwa titik – titiknya mengikuti suatu garis lurus, menunjukkan bahwa kedua peubah tersebut saling berhubungan sacara linier. Bila hubungan linier demikian ini ada, maka kita berusaha menyatakan secara matematik dengan sebuah persamaan garis lurus yang disebut garis regresi linier. Untuk regresi linier sederhana, perlu ditaksir parameter . Jika ditaksir oleh a dan b, maka regresi linier berdasarkan sampel dirumuskan sebagai berikut :
Y= a+bx
Keterangan :
Y= nilai yang diukur/dihitung pada variabel tidak bebas
x = nilai tertentu dari variabel bebas
a = intersep/ perpotongan garis regresi dengan sumbu y
b= koefisien regresi / kemiringan dari garis regresi / untuk mengukur kenaikan atau penurunan y untuk setiap perubahan satu-satuan x / untuk mengukur besarnya pengaruh x terhadap y kalau x naik satu unit.
2.2. Peramalan
Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang dikenal dengan sebutan peramalan (forecasting). Peramalan adalah
proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan
dalam rangka memenuhi permintaan barang dan jasa. Setiap kebijakan ekonomi
maupun kebijakan perusahaan tidak akan terlepas dari usaha untuk meningkatkan
keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya pada masa yang akan datang,
dimana kebijakan tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu, perlu dilihat dan
dikaji siutasi dan kondisi pada saat kebijakan tersebut dilaksanakan. Usaha
untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi tersebut tidak terlepas dari
kegiatan peramalan.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan peramalan adalah :
1. Tentukan tujuan peramalan
2. Pembuatan diagram pencar
3. Pilih minimal dua metode peramalan yang
dianggap sesuai
4. Hitung parameter-parameter fungsi
peramalan.
5. Hitung kesalahan setiap metode yang terbaik,
yaitu yang memiliki kesalahan terkecil
6. Pilih metode yang terbaik, yaitu yang
memiliki kesalahan terkecil.
7. Lakukan verifikasi peramalan.
2.2.1. Kegunaan
dan Peran Peramalan
Dalam rangka usaha untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa
depan, harus dilakukan peramalan. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan
waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu
pelaksanaan kebijakan tersebut.
Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Apabila kurang
tepat ramalan yang kita susun, maka makin kurang baiklah keputusan yang kita
mabil. Dari uraian di atas bisa diambil gambaran bahwa peranan peramalan sangat
penting, baik dalam penelitian, perencanaan, maupun pengambilan keputusan.
Peranan peramalan sendiri dalam sistem produksi yaitu untuk menentukan
kebijakan dalam sistem inventory, membuat perencanaan produksi,
pembebanan mesin, menentukan kebutuhan pasar yang mencakup jenis produk apa
yang diperlukan, berapa jumlah yang diperlukan, dan kapan dibutuhkan. Kemudian
peramalan digunakan untuk menentukan kebutuhan akan mesin, peralatan, bahan
yang diperlukan dalam produksi serta menentukan tenaga kerja yang terlibat.
2.2.2. Jenis
Peramalan
Pada umumnya
peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari sisi tinjauannya.
Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan atas
dua macam, yaitu:
1. Peramalan yang Subjektif
Yaitu peramalan yang lebih menekankan pada
keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi seseorang, intuisi dari
orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau “judgement” dari orang
yang menyusunnya sangat menetukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut.
2. Peramalan yang Objektif
Yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang
relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode
dalam penganalisaan data tersebut.
Di samping itu, jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka
peramalan dapat dibedakan atas dua macam pula, yaitu:
1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan
yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari
satu setengah tahun. Peramalan seperti ini misalnya diperlukan dalam penyusunan
rencana pembangunan suatu negara, dan rencana investasi suatu perusahaan.
2. Paramalan jangka menengah, yaitu peramalan
yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dalam jangka waktu satu bulan
atau dua bulan sampai satu tahun. Ramalan jangka menengah umumnya lebih
berkaitan dengan rencana produksi tahunan dan akan mencerminkan hal-hal seperti
puncak dan lembah suatu permintaan dan kebutuhan untuk menjamin adanya tambahan
sumber daya untuk tahun berikutnya.
3. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan
yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang
dari satu setengah tahun. Contohnya adalah penyusunan rencana produksi, rencana
penjualan, rencana persediaan, dan anggaran perusahaan.
Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat
dibedakan atas dua macam, yaitu:
1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang
didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat
sangat tergantung dengan orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil
peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat pendapat,
intuitif, pengetahuan, dan pengalaman.
2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan
yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat
sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.
2.2.3.
Peramalan Kualitatif
Peramalan
kualitatif biasanya digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa lalu
tersedia. Beberapa metode kualitatif yang banyak dikenal antara lain:
1.
Metode Delphy
Metode ini
merupakan cara sistematis untuk mendapatkan keputusan bersama dari suatu grup
yang terdiri dari para ahli dan berasal dari disiplin yang berbeda. Grup ini
tidak bertemu secara bersama dalam suatu forum untuk berdiskusi, tetapi mereka
diminta pendapatnya secara terpisah dan tidak boleh saling berunding. Hal ini
dilakukan untuk menghindari pendapat yang bias karena pengaruh kelompok. Metode
ini dipakai dalam peramalan teknologi yang sudah digunakan pada pengoperasian
jangka panjang.
2. Riset pasar
Metode ini mengumpulkan dan menganalisa fakta secara sistematis pada bidang
yang berhubungan dengan pemasaran. Salah satu teknik utama adalah survey pasar
yang akan memberikan informasi mengenai selera yang diharapkan konsumen, dimana
informasi tersenut diperoleh dengan cara kuesioner.
3. Metode Kelompok Terstruktur
Metode ini melibatkan orang-orang yang berpengalaman dalam berbagai bidang.
Perbedaan dengan metode Delphy terletak pada interaksi antar anggota
panel. Dalam metode ini terdapat diskusi antaranggota secara langsung sedangkan
dalam metode Delphy sama sekali tidak ada interaksi lisan.
4. Analogi Historis
Metode ini berdasarkan pada data masa lalu dari produk-produk yang dapat
disamakan secara analogi.
2.3. Teori Korelasi
2.3.1. Defenisi Korelasi
Teknik korelasi merupakan teknik
analisis yang melihat kecenderungan pola dalam satu variabel berdasarkan
kecenderungan pola dalam variabel yang lain. Maksudnya, ketika satu variabel
memiliki kecenderungan untuk naik maka kita melihat kecenderungan dalam
variabel yang lain apakah juga naik atau turun atau tidak menentu. Jika kecenderungan
dalam satu variabel selalu diikuti oleh kecenderungan dalam variabel lain, kita
dapat mengatakan bahwa kedua variabel ini memiliki hubungan atau korelasi.
Jika data hasil
pengamatan terdiri dari banyak variabel , ialah beberapa kuat hubungan antara-antara
variabel itu terjadi. Dalam kata-kata lain perlu ditentukan derajat hubungan
antara variabel-variabel. Studi yang membahas tentang derajat hubungan
antara variabel-variabel dikenal dengan nama korelasi. Ukuran yang dipakai
untuk mengetahui derajat hubungan, terutama untuk data kuantitatif dinamakan
koefisien korelasi.
Sumber; http://ilmu-ilmuteknikindustri.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar