Minggu, 30 Juni 2013

Dalam Konteks Apa Tuan Hawking?



Dalam Konteks Apa Tuan Hawking?

Mendengar berita mengenai pernyataan Stephen Hawking dalam wawancaranya dengan Guardian membuat saya tergelitik. Dalam kadar apa Tuan Hawking berbicara, sebagai seorang ilmuwan atau seorang filsuf atau mungkin Imam Ateis. Pernyataan bahwa surga ada atau tidak nampaknya sudah dijadikan pertanyaan ilmiah.
Jika itu pertanyaan ilmiah maka saya boleh bertanya mengenai apakah pertanyaan itu bisa difalsifikasi? Bagaimana itu merupakan pernyataan fakta? Jelas sekali jika pertanyaan surga ada atau tidak bukan pertanyaan ilmiah, karena pertama seseorang harus menjelaskan mengenai definisi surga. Kemudian mendefinisikan bagaimana menelitinya. Maka paling pol itu adalah pertanyaan filsafat khususnya metafisika.
Banyak yang merasa terserang dengan pernyataan Hawking terutama para agamawan. Apalagi pernyataan ini adalah lanjutan pernyataannya sebelumnya yang menyatakan alam semesta tidak butuh Pencipta untuk bisa terjadi. Memang pernyataan ilmuan melawan agama ini tidak langka.
Ketika mereka berbicara demikian masihkah mereka berada pada kadar ilmuan. Saya rasa pernyataan semacam itu dikategorikan sebagai pernyataan filsafat atau kepercayaan. Jelas sekali  Tuan Hawking memasuki dimensi metafisika. Jika tidak ilmu akan dipenuhi debat panjang semacam itu. Bukan berarti ilmuwan tidak boleh berfilsafat, namun ketika ilmuan melontarkan pernyataan kita seharusnya melihat konteksnya dalam gambar yang lebih luas. Jika pernyataan itu dinyatakan sebagai ilmiah rasanya agak keterlaluan.
Sebagai apa sang ilmuwan ketika berbicara, apakah sebagai Ilmuwan, Agamawan, atau Filsuf. Dari konteks mana kita melihatnya. Jika kita melihat bahwa tuan Hawking telah masuk ke jalur dunia metafisika maka kita akan merasa tenang. Ada teori-teori yang lebih aneh di dunia filsafat dan penuh kenjlimetan. Tentu saja Tuan Hawking akan diuntungkan di gelanggang ini karena pengetahuannya mengenai kosmologi kontemporer.
Penyerang Mr Hawking juga tidak menyerang secara efektif. Mr Hawking punya kepercayaan dan dia punya hak untuk mengungkapkannya. Dia juga punya hak mendukung kepercayaannya dengan pengetahuannya. Memang perlu untuk mengingatkan supaya kita memahami konteks dari pernyataan Mr Hawking. Jika memahami konteksnya maka debat bisa dilakukan di medan yang sama.

Sumber; http://www.filsafatilmu.com/artikel/artikel-filsafat-ilmu/dalam-konteks-apa-tuan-hawking

Tidak ada komentar:

Posting Komentar